Ali-Imran ayat 181

06.41 Add Comment
Ali-Imran ayat 181
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah msikin dan kami kaya”. Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar. Dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): “Rasakanlah olehmu azab yang membakar”.

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishak dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas: bahwa pada suatu ketika Abu Bakar masuk ke tempat pendidikan Taurat. Didapatinya orang-orang Yahudi sedang mengelilingi Fanhas. Ia berkata kepada Abu Bakar: “Demi Allah, hai Abu Bakar! kami tidak butuh kepada Allah, dan sesungguhnya Allah yang butuh kepada kami. Sekiranya Ia kaya, tidak akan meminjam apa-apa dari kami sebagaimana yang dianggap oleh sahabatmu (Muhammad)” (lihat surat Al-Baqarah: 245). Marahlah Abu Bakar kepadanya serta memukul mukanya. Fanhas berangkat menghadap Rasulullah Saw dan ia berkata: “Hai Muhammad! Lihat apa yang dilakukan sahabatmu terhadapku”. Nabi Saw bersabda: “Apa sebabnya engkau berbuat demikian wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar menjawab: “Ya Rasulallah! Ia telah berkata dengan perkataan  yang sangat besar (dosanya), menganggap Allah itu miskin dan mereka kaya tidak butuh kepada Allah”. Fanhas memungkiri dan mendustakan ucapan Abu Bakar. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (Ali-Imran ayat 181) yang menegaskan sifat-sifat Yahudi yang keji.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas: Bahwa orang-orang Yahudi menghadap kepada Nabi Saw ketika turun ayat “Man dzalladzi yuqridlullaha qardlan hasanan” (Al-Baqarah: 245). Mereka berkata: “Hai Muhammad! Tuhanmu miskin, Ia meminta kepada hamba-Nya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Ali-Imran ayat 181) sebagai ancaman terhadap ucapan seperti ucapan Yahudi itu.

Ali-Imran ayat 172 dan 174

00.41 Add Comment



“(Yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peristiwa Uhud). Bagi orang yang berbuat kebaikan diantara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar.” (Ali Imran : 172)

“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah; mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Ali Imran : 174)

 

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas: Bahwa Allah SWT telah menanamkan rasa takut di hati Abu Sufyan pada hari peristiwa Uhud setelah mampu mencerai-beraikan pasukan Islam. Kemudian ia pulang ke Mekah. Bersabdalah Nabi Muhammad Saw: “Abu Sufyan terpukul mentalnya, ia pulang, dan Allah menanamkan rasa takut di hatinya”.

Peristiwa Uhud itu terjadi pada bulan syawal. Sebulan kemudian, yaitu pada bulan Dzulqa’idah, pedagang Quraisy menuju ke Madinah dan berhenti di Badar As-Shugra. Di saat itu kaum Muslimin sedang menderita akibat luka-luka pertempuran Uhud. Rasulullah Saw menyeru para sahabat untuk berangkat menuju ke tempat mereka. Maka datanglah setan menakut-nakuti kekasih Allah (para sahabat) dengan berkata: “Sesungguhnya musuh telah siap sedia dengan bala tentara dan bekalnya untuk memerangimu”. Sehingga para sahabat enggan mengikuti Rasul. Rasulullah Saw bersabda: “Aku akan berangkat walau tak seorang pun ikut kepadaku”. Maka berdirilah Abu Bakar yang diikuti Umar, Utsman, Ali, Zubair, Sa’ad, Thalhah, Abdurrahman bin ‘Auf, Abdullah Mas’ud, Hudzaifah Ibnul Yaman, dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, sehingga mencapai jumlah tujuh puluh orang.

Mereka berangkat mencari Abu Sufyan, sehingga sampai ke as-Shafra. Maka Allah menurunkan ayat tersebut (Ali Imran : 172), sebagai pujian kepada orang yang menyambut seruan Allah dan Rasulullah (Ali Imran ayat 174).

 

Diriwayatkan oleh At-Thabrani dengan sanad yang shahih yang bersumber dari Ibnu Abbas: Bahwa ketika kaum musyrikin pulang dari uhud, mereka berkata: “Mengapa kalian bunuh Muhammad, dan merampas gadis Madinah. Alangkah buruknya perbuatan itu dan pulanglah kalian kembali!”.

Hali itu terdengar oleh Rasulullah Saw sehingga beliau menyiapkan pasukan yang menyambut baik seruannya dan mengejar kaum musyrikin hingga Hamra-ul Asad atau bi’ru Abi ‘Utbah. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Ali Imran ayat 172) sebagai pujian atas sambutan para sahabat. Dalam hadits itu pula dikemukakan bahwa Abu Sufyan pernah berkata kepada Anbi Saw: “hidupmu akan berakhir di musim pasar di Badar tempat kawan-kawanku dahulu terbunuh (di peristiwa Badar yang lalu)”.

Di antara para sahabat ada yang lesu dan enggan, terus pulang, sedang yang bersemangat bersiap siaga untuk berjihad dan berdagang. Ketika Rasulullah dan para sahabatnya sampai di Badar (di tempat musim pasar), tak seorang pun terdapat pasukan Abu Sufyan di sana. Mereka pun berdaganglah. Maka turunlah ayat di atas (Ali Imran ayat 174) yang menceritakan keadaan para sahabat yang mendapat nikmat dan karunia Allah.

 

Diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Abi Rafi’: Bahwa Nabi Saw mengutus Ali bin Abi Thalib memimpin pasukan mencari Abu Sufyan. Bertemulah mereka dengan seorang Badwi dari Khuza’ah, yang berkata: “Sesungguhnya kaum (Quraisy) telah berkumpul siap sedia untuk menggempur kalian”. Mereka berkata: “Cukuplah Allah yang akan membela kami, dan ia sebaik-baik penolong dan penjaga”. Maka turunlah ayat tersebut di atas (Ali Imran ayat 174) yang memuji kaum Muslimin yang berjuang di jalan Allah.