Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

An-Nahl ayat 75-76

Gambar
  “Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rezeki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan, adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tiada mengetahui”. (An Nahl : 75) “Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?” (An Nahl : 76)   Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Abbas :  bahwa firman Allah “ dharaballahu matsalan abdan mamlukan ...” (surah An Nahl ayat 75) turun sebagai perumpamaan perbedaan antara seorang Quraisy (yang kaya yang dapat berb...

An-Nahl ayat 41-42

Gambar
  “Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui” (An Nahl : 41) “(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal . (An Nahl : 42) Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Dawud bin Abi Hindun : bahwa turunnya ayat “ walladzina hajaru fillahi min ba’di ma dzulimu ...” sampai “wa ‘ala robbihim yatawakkaluun”, berkenaan dengan Abi Jandal bin Suhail.

An-Nahl ayat 38

Gambar
  “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui” .   Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Abil ‘Aliah : bahwa seorang Mukmin berhutang kepada seorang Musyrik. Ketika ditagih, diantara ucapannya ialah mendoakan sesuatu bagi kehidupannya di akhirat. Si Musyrik berkata: “Apakah engkau beranggapan bahwa engkau akan dibangkitkan sesudah mati. Demi Allah aku yakin bahwa Allah tidak akan membangkitkan orang yang sudah mati”. Ayat ini (Surat An Nahl ayat 38) berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai bantahan atas ucapan musyrik tadi.