"Sesungguhnya Allah tiada segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang
yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini
untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik".
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan berbagai sanad yang bersumber dari As-Suddi : Bahwa Allah membuat dua contoh perumpamaan kaum munafikin dalam firman-Nya (Surat al baqarah : 17 dan 19), berkatalah kaum munafikin : “mungkinkah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Luhur membuat contoh seperti ini ?” Maka Allah turunkan surat al baqarah ayat 26. Ayat ini menegaskan bahwa dengan perumpamaan-perumpamaan yang Allah kemukakan, orang yang beriman akan menjadi lebih tebal imannya dan hanya orang fasik yang akan lebih sesat dari petunjuk Allah.
Diriwayatkan oleh Al-Wahidi dari Abdul Ghani bin Said Ats-Tsaqafi, dari Musa bin Abdurrahman dari Ibnu Juraij dari Abdul Ghani (sangat dhaif) : bahwa ayat 26 diturunkan sehubungan dengan surat Al-Hajj ayat 73 dan surat Al-Ankabut ayat 41 dengan reaksi kaum munafikin yang berkata : “Bagaimana pandanganmu tentang Allah yang menerangkan lalat dan laba-laba di dalam Al-quran yang diturunkan kepada Muhammad. apakah ini bukan bikinan Muhammad ?”
Diriwayatkan oleh Abdurrazzaq dalam tafsirnya, dari Ma’mar yang bersumber dari Qatadah : bahwa ketika Allah menerangkan laba-laba dan lalat dalam surat Al-Hajj ayat 73 dan Al-Ankabut ayat 41, kaum musyrikin berkata :”Apa gunanya laba-laba dan lalat diterangkan dalam Al-quran ?”, maka Allah turunkan ayat ini (surat al baqarah : 26)
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari Hasan : bahwa ayat tersebut (al baqarah : 26) diturunkan sehubungan dengan surat Al-Hajj ayat 73 dan Al-Ankabut ayat 41 dengan reaksi kaum musyikin yang berkata : “Contoh macam apakah ini yang tidak patut dibuat perumpamaan ?”
Menurut As-Suyuthi : “Pendapat yang pertama (Ibnu Jarir) lebih sahih isnadnya dan lebih munasabah dengan permulaan surat. Sedangkan yang menerangkan kaum musyrikin, tidak sesuai dengan keadaan ayat Madaniyah (yang diturunkan di Madinah).
Adapun yang diriwayatkan oleh Al-Wahidi yang bersumber dari Qatadah dan Hasan, dengan tidak pakai isnad, munasabah apabila menggunakan kata : “Berkatalah kaum Yahudi”.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar