Al-Baqarah ayat 189

05.37
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit, katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji; dan bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaktian itu ialah kebaktian orang yang bertaqwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Al-ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas : Bahwa ayat “Yas alunaka ‘anil ahillah” samapi “linnasi walhajji” diturunkan sebagai jawaban terhadap banyaknya pertanyaan kepada Rasulullah Saw tentang peredaran bulan.
Diriwayatkan oleh Inu Abi Hatim yang bersumber dari Abil ‘Alaih : Bahwa orang-orang bertanya pada Rasulullah Saw: “Untuk apa diciptakan bulan sabit?”. Maka turunlah ayat tersebut di atas sebagai penjelasan.
Diriwayatkan oleh Abu Na’im dan Ibnu ‘Asakir di dalam tarikh Dimasyqa, dari As-Suddi As-Shagir, dari Al-Kalbi dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas : Bahwa ayat “Yas alunaka ‘anil ahillah” samapi “linnasi walhajji” ini berkenaan dengan pertanyaan Mu’adz bin Jabal dan Tsa’labah bin Ghunamah kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah! Mengapa bulan sabit itu mulai timbul kecil sehalus benang, kemudian bertambah besar hingga bundar dan kembali seperti semula, tiada tetap bentuknya”. Sebagai jawabannya turunlah ayat ini.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Al-Barra : Bahwa ayat “Walaisal birru bi anta’tul buyuta min dhuhuriha sampai akhir ayat, diturunkan berkenaan dengan kebiasaan orang Jahiliyah sepulangnya menunaikan ihram di Baitullah memasuki rumahnya dari pintu belakang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi HAtim dan Al-Hakim yang bersumber dari Jabir. Menurut Al-Hakim, hadits ini shahih. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Ufi yang bersumber dari Ibnu Abbas : Bahwa orang-orang Quraisy yang diberi julukan Al-Hams (Ksatria) menganggap baik apabila melakukan ihram masuk dan keluar melalui pintunya, akan tetapi kaum Anshar dan orang-orang Arab lainnya masuk dan keluar tidak melalui pintunya. Pada suatu hari, orang-orang melihat Quthbah bin Amir (dari kaum Anshar) keluar melalui pintu mengikuti Rasulullah Saw. Serempaklah mereka mengadu atas pelanggaran tersebut, sehingga Rasulullah segera menegurnya. Quthbah menjawab: “Saya hanya mengikuti apa yang tuan lakukan”. Rasulullah bersabda: “Aku ini seorang ksatria”. Quthbah menjawab: “Saya pun penganut agama tuan”. Maka turunlah “Walisal birru bi anta’tul buyuta” sampai akhir ayat".
Diriwayatkan oleh At-Thayalisi yang bersumber dari Al-Barra : Bahwa ayat ini turun berkenaan dengan kaum Anshar yang apabila pulang dari perjalanan, tidak masuk rumah melalui pintunya.
Diriwayatkan oleh ‘Abdu bin Hamid yang bersumber dari Qais bin Habtar An-Nahsyali : Bahwa peristiwanya sebagai berikut: Orang-orang pada waktu itu, apabila hendak berihram di Baitullah tidak masuk melalui pintunya, kecuali golongan ksatria (Al-Hams). Pada suatu hari Rasulullah Saw masuk dan keluar halaman Baitullah melalui pintunya, diikuti oleh Rifa’ah bin Tabut, padahal dia bukan ksatria. Maka mengadulah orang-orang yang melihatnya : “Wahai Rasulullah, Rifa’ah melanggar”. Rasulullah bersabda kepada Rifa’ah: “Mengapa kau berbuat demikian?”. Ia berkata: “Saya mengikuti tuan”. Nabi bersabda: “Aku ini ksatria”. Ia menjawab: “Agama kita satu”, maka turunlah “Walaisal birru bi anta’tul buyuta” sampai akhir ayat.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔