Al-An'am ayat 51-55

22.39


“Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun selain dari Allah, agar mereka bertaqwa”. (Al-An’am : 51)
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, maka kamu (tidak berhak) mengusir mereka. (Jika kamu mengusir mereka), niscaya kamu termasuk orang-orang yang zalim”. (Al-An’am : 52)
“Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam inikah diantara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”. (Allah berfirman): “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?”. (Al-An’am : 53)
“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: “Salaamun ‘alaikum”. Tuhanmu telah menetapkan atas dirinya kasih sayang, bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kebodohan, kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-An’am : 54)
“Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat (Al-Quran), supaya jelas jalan orang-orang yang saleh dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa”. (Al-An’am : 55)


Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim yang bersumber dari Sa’ad bin Abi Waqqash : bahwa turunnya ayat ini (Al-An’am ayat 52, 53) berkenaan dengan enam oran, diantaranya Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud. Kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi SAW: “Usir mereka (keenam orang hina itu), karena kami malu menjadi pengikutmu setingkat dengan mereka”. Perkataan itu tidak menyenangkan Nabi. Maka Allah menurunkan ayat ini (Al-An’am ayat 52, 53) sebagai larangan kepada kaum Mukminin untuk mengadakan penilaian martabat sesama manusia.


Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Thabrani dan Ibnu Hatim yang bersumber dari Ibnu Mas’ud : bahwa para pembesar Quraisy lewat di hadapan Rasulullah yang sedang duduk bersama-sama Khabab bin Al-Arat, Suhaib, Bilal dan Ammar (Abid-abid yang sudah dimerdekakan). Mereka berkata: “Hai Muhammad, apakah engkau rela duduk setingkat dengan mereka, adakah mereka itu telah diberi nikmat oleh Allah lebih daripada kami? Sekiranya engkau usir mereka, kami akan jadi pengikutmu”. Maka Allah menurunkan ayat ini (Al-An’am ayat 51 – 55) yang melarang kaum mukminin menilai martabat seseorang, karena sesungguhnya Allah yang paling mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur.


Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Ikrimah : bahwa Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Muth’im bin Adi dan Al-Harts bin Naufal dari kalangan pembesar-pembesar kafir Bani ‘Abdi Manaf datang kepada Abu Thalib dan berkata: “Jika anak saudaramu (Muhammad) mengusir budak, kami akan merasa lebih bangga, dan kami akan lebih taat dan setia kepadanya”.
Adapun budak itu ialah Bilal dan Ammar bin Yasir, Salim maula Abi Hudzaifah, Shalih maula Usaid, Ibnu Mas’ud Al-Miqdad bin Abdillah, Waqid bin Abdillah Al-Hanzhali dan teman-temannya. Lalu Abu Thalib menyampaikan hal itu kepada Nabi SAW. Maka berkatalah Umar bin Khattab: “Sekiranya tuan melaksanakan permintaan mereka, kita lihat nanti apa yang sebenarnya mereka inginkan”. Maka Allah menurunkan ayat ini (Al-An’am ayat 51 – 53) yang memerintahkan kepada Muhammad untuk menyampaikan wahyu yang melarang mengusir orang-orang yang beribadah kepada Allah SWT, dan melarang menilai derajat seseorang, karena sesungguhnya Allah lebih mengetahui orang-orang yang bersyukur kepada-Nya. Setelah itu Umar minta maaf karena ucapannya itu dan turunlah ayat selanjutnya (Al-An’am ayat 54) sebagai jaminan ampunan kepada orang-orang yang tobat akibat berbuat kesalahan, karena ketidaktahuannya.


Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dan yang lainnya yang bersumber dari Khabbab : bahwa Al-Aqra’ bin Habis dan Uyaimah bin Hishnin datang menghadap kepada Rasulullah disaat beliau duduk dikelilingi Shuhaib, Bilal, Ammar bin Yasir dan Khabab dari kalangan kaum mukminin yang dianggap hina. Mereka meminta kepada Nabi dengan sikap penghinaan kepada orang yang hadir untuk dapat berbicara di luar mereka. Dalam pembicaraan tersebut mereka menginginkan agar diadakan suatu majelis khusus untuk menerima delegasi-delegasi pembesar bangsa Arab, karena merasa malu apabila harus duduk bersama-sama dengan orang-orang yang dianggap hina oleh mereka dan mengusulkan agar mereka diusir jika pembesar-pembesar itu datang dan membolehkannya duduk kembali bersama mereka apabila telah selesai. Nabi SAW mengiyakannya. Maka turunlah ayat ini (Al-An’am ayat 52)
Ayat ini dibacakan kepada Al-Aqra dan temannya dengan disambung ayat berikutnya (Al-An’am ayat 53).
Pada waktu itu Rasulullah SAW duduk kembali beserta kaum mukminin dan ketika Al-Aqra akan pergi, Rasulullah berdiri meninggalkan kaum mukminin. Maka turunlah ayat “Washbir nafsaka ma’alladzina yad’uuna Rabbahum” sampai akhir ayat (Al-Kahfi ayat 28), menyuruh Nabi untuk tetap duduk bersama kaum mukminin yang dianggap hina oleh kaum lailim.
Keterangan :
Menurut Ibnu Katsir hadis ini gharib, karena ayat ini Makkiyah, sedang Al-Aqra dan Uyaimah masuk Islam beberapa lama sesudah hijrah.


Diriwayatkan oleh Al-Faryabi dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Mahan : Bahwa pada suatu waktu datang menghadap kepada Rasulullah SAW orang-orang yang berkata: “Kami mengerjakan dosa-dosa yang besar”. Rasulullah SAW tidak menjawab apa-apa sampai turun ayat ini (Al-An’am ayat 54) yang menjelaskan bahwa taubat orang-orang yang berbuat dosa tanpa pengetahuan dan kemudian berbuat baik akan diampuni Allah SWT.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔