Al-Anfal ayat 31 - 34

21.59

“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: “Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini). Kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini. (Al-Quran) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala”. (Q.S. Al-Anfal : 31)

“Dan (ingatlah) ketika (mereka orang-orang musyrik) berkata: “Ya Allah, jika betul (Al-Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih”. (Q.S. Al-Anfal : 32)

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka, dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. (Q.S. Al-Anfal : 33)

“Apa yang ada pada mereka hingga Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidil haram, padahal mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya?. Orang-orang yang menguasai(nya) hanyalah orang-orang yang bertakwa, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (Q.S. Al-Anfal : 34)

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair: bahwa Rasulullah Saw menetapkan hukum bunuh bagi penjahat dalam peristiwa Badar bagi Uqbah bin Abi Mu’aith Tha’imah bin Adi dan Nadr bin Al-Harts. Akan tetapi Miqdad berkeberatan atas putusan hukum mati bagi Nadr bin Al-Harts dengan berkata: “Ini tawananku ya Rasulullah”. Bersabda Rasulullah Saw menegaskan bahwa itulah orangnya yang berkata bahwa dirinya dapat membuat ayat seperti ayat-ayat Quran. Orang inilah (An-Nadr) yag dimaksudkan dalam ayat tersebut di atas (surat Al-Anfal ayat 31)

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Sa’id bin Jubair: dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “Waidza qalullahumma in kana hadza huwal haqq” hingga akhir ayat (surat Al-Anfal ayat 32) adalah ucapan An-Nadr bin Al-Harts.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Anas: bahwa Abu Jahl berkata: “Sekiranya Quran ini benar-benar dari-Mu, maka turunkanlah hujan batu dari langit atau timpakan kepada kami siksaan yang pedih”. Maka turunlah ayat ini (surat Al-Anfal ayat 33) yang menjamin bahwa Allah tidak akan menimpakan siksaan dari langit selagi Nabi Muhammad masih ada dan selagi mereka tobat.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Abbas: bahwa kaum musyrikin sedang thawaf di Baitullah dengan berdoa: “Gufraanaka, gufraanaka (kami minta ampun, kami minta ampun)”. Maka Allah menurunkan ayat ini (surat Al-Anfal ayat 33) yang menegaskan bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka selama mereka tobat.

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Ibnu Abbazi: bahwa waktu Rasulullah berada di Mekah, Allah menurunkan: “Wa ma kanallahu mu’adzabahum wahum yastagfirun” (akhir ayat 33 surat Al-Anfal), karena di Mekah masih tertinggal kaum Muslimin yang selalu bertobat. Setelah semuanya hijrah dari Mekah ke Madinah, Allah menurunkan “Wa ma lahum alla yu’adzibahumullahu (awal ayat 34 surat Al-Anfal). Setelah itu Allah mengizinkan mereka membebaskan kota Mekah sebagai siksaan yang telah disebutkan dalam Al-Quran.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔