“Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu
menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan
siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah
orang-orang yang zalim”. (At-Taubah : 23)
“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik”. (At-Taubah : 24)
Diriwayatkan oleh Al-Faryabi yang bersumber dari Ibnu Sirin. Diriwayatkan pula oleh 'Abdurrazzaq yang bersumber dari As-Syu'bi : bahwa Ali bin Abi Thalib datang ke Mekah dan berkata kepada Al-Abbas: "Wahai pamanku tidakkah engkau ingin hijrah ke Madinah untuk mengikuti Rasulullah SAW?". Ia menjawab: "Bukankah aku ini memakmurkan masjid dan mengurus baitullah?". Turunlah ayat ini (Surat At-Taubah ayat 19) berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menegaskan perbedaan antara orang yang beriman dan berjihad di jalan Allah dengan orang-orang yang hanya berbuat kebaikan. Dan Ali berkata kepada yang lainnya dengan menyebutkan namanya satu per satu: "Tidakkah kalian ingin berhijrah mengikuti Rasulullah ke Madinah?". Mereka menjawab: "Kami tinggal di sini beserta saudara-saudara dan teman-teman kami sendiri". Dengan peristiwa ini turunlah ayat berikutnya (Surat At-Taubah ayat 24) yang menegaskan bahwa orang-orang yang lebih mencintai sanak saudara, keluarga, kawan dan kekayaannya daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya serta jihad fi sabilillah diancam dengan adzab dari Allah SWT.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar