“Sesungguhnya Allah telah menerima
taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi
dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling,
kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang kepada mereka” (At Taubah : 117)
“dan terhadap tiga orang yang
ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi
sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula
terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari
dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat
mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha
Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (At Taubah : 118)
“Hai orang-orang yang beriman
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (At Taubah : 119)
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang bersumber dari Ka’ab bin Malik : bahwa Ka’ab bin Malik belum pernah ketinggalan ikut berjihad bersama Rasulullah SAW sebelum terjadi peristiwa Tabuk, kecuali pada peristiwa Badar. Pada peristiwa Tabuk Nabi SAW mengadakan mobilisasi umum untuk berangkat ke Tabuk. Hal ini diterangkan dalam hadits yang panjang. Berkenaan dengan Ka’ab inilah turun ayat-ayat pengampunan (surah At Taubah ayat 117, 118 dan 119) yang antara lain dikemukakan bahwa Ka’ab bin Malik tidak mengikuti Rasulullah pada peristiwa Tabuk sehingga ia diboikot oleh kaum mukminin pada waktu itu. Dengan turunnya ayat ini (surah At Taubah ayat 117 sampai 119) ia dan kaum muslimin lainnya mendapat ampunan Allah dan pemboikotan pun berakhir.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar